Pages - Menu

Rabu, 25 Mei 2016

Blogger yang Aneh




Mungkin sebutan itu pantas disematkan kepada saya. Iya, aneh. Saking anehnya, sampai detik ini saya merasa belum pantas menyebut diri sebagai blogger. Hihihi. 

Saya itu sebetulnya sudah nge-blog dari tahun 2008 lho! Blog pertama yang saya bikin juga di blogspot, entah dulu namanya apa. Tak lama kemudian, saya niru teman sesama penyiar, bikin blog gratisan yang dari Multiply. Setahun asyik di MP--sebutan tenarnya kala itu--saya bikin blog dari blogspot lagi dengan nama dunia maya yang aneh itu. Coba cek deh di blog ini

Tak puas kalau hanya punya satu blog, saya bikin blog di wordpress. Kacaunya, saya juga nekat membuat blog-blog lain untuk komunitas yang hendak dibentuk saya dan teman-teman.

Saya juga pernah jadi admin kedua di situs milik radio, menggantikan teman saya karena merasa dia tidak terlalu ngeh dengan dunia per-situs-an (#apasih). Saya juga pernah jadi kontributor di situs ini.

Dengan pengalaman saya di dunia perbloggingan ini seharusnya saya bisa menjelma jadi blogger sukses ya. Kalau ditekuni, mungkin pengunjungnya sudah lebih puluhan atau ratusan (ngayal boleh ya? :p).

Tapi, dasar saya yang suka mendua, mentiga, menempat (#eh). Bukannya ditekuni malah suka kelayapan kemana-mana. Alhasil, ya saya cuman disini-sini saja. 

Apalagi setelah saya resign tahun 2012 silam. Praktis saya vakum dari dunia perbloggingan karena saya harus tinggal di rumah, jauh dari sinyal hotspot. Pakai modem? Internetnya sering lemot. Pakai HP? Jujur, kala itu saya belum mampu beli smartphone, paling hanya nebeng punyanya suami (kok, jadi curcol? :D).

Baru tahun 2014 lalu saya bikin blog lagi dengan nama baru. Itupun miskin postingan karena kesibukan ngurus si kecil. Nah, sejak dua bulan lalu saya mulai sedikit rajin posting tulisan yang sebetulnya sudah saya lempar dulu di Facebook. 

Setelah aktif kembali, saya jadi tahu ada banyak komunitas blogger di sini. Blogwalking ke blognya blogger-blogger lain membuat saya jadi mupeng sendiri. Pengunjung mereka sudah ratusan ribu bahkan lebih dari sejuta.

Dalam hati saya menyesali, "Ah, andai dari dulu saya tekuni blog saya..." Tapi tak ada gunanya menyesal berkepanjangan. Saya harus merintis dari bawah lagi. Toh, mereka dulu juga mendaki dari bawah. Ya, kan? Ya, kan? :D

Nah, ini dia yang lucu. Lama vakum ngeblog membuat saya benar-benar harus belajar ilmu perbloggingan dari nol lagi. Sampai nyari template saja, saya nggak kepikiran harus sowan mbah google. Saya hanya melirik template bawaan dari blogspot yang macamnya hanya terbatas. Awalnya saya bertanya-tanya sendiri, "Perasaan dulu banyak pilihan template-nya, kok sekarang cuman segini?" Ya, pantes! Orang dulu saya nyari di situs lain yang menyediakan template gratis. Hahaha.

Gelinya lagi saat saya kebingungan nyari google followers. Berkali-kali saya nguplek-nguplek kolom 'tambahkan gadget' nggak ketemu juga. Sampai saya pasrah sendiri, mungkin sekarang sudah nggak ada kali, batin saya. Akhirnya secara kebetulan saya nemu artikel yang ngasih tahu dimana letak google friend connect ini. Setelah tahu, saya jadi tepok jidat sendiri. Ah, betapa dodolnya saya. Kenapa nggak kepikiran nge-klik ke "gadget lainnya" sih? Hadehhh...

Blogwalking


Setelah baca banyak artikel bagaimana meningkatkan jumlah pengunjung, salah satunya adalah blogwalking. Saya sudah lakukan itu jauh-jauh hari, tapi tetap nggak ngaruh buat perkembangan blog saya. Ya iya lah, orang saya cuman jadi silent reader. Hahaha. Saya hobi membaca artikel yang panjang, tapi jarang banget ninggalin komentar. Bukannya pelit, tapi bingung saja kalau harus komentar apa, kecuali jika saya punya kisah serupa.

Saya juga tipikal orang yang tidak suka basa-basi, apalagi SKSD. Bagi saya, akan merasa bersalah banget jika saya ninggalin komentar hanya sekadar untuk mencari imbalan dikunjungi balik. Artikel yang dikunjungi juga hanya dibaca judul, atau paling banter hanya paragraf pertama. Saya tidak mau menjadi orang seperti ini. 

Bagaimanapun mereka sudah susah-susah menulis untuk menyampaikan pesan kepada kita. Maka seyogyanya, hargailah karya mereka dengan membacanya secara tuntas. Paling tidak 75 % bagiannya sudah kita baca, andaikan kita tidak sempat membaca penuh.

Memang, adanya komentar, khususnya yang baik, menjadi penyemangat tersendiri bagi si penulis. Tapi jauh dari itu, saya percaya, dia akan lebih bahagia ketika apa yang ia tulis memberi inspirasi bagi pembacanya. 

Saya pribadi tidak berharap muluk-muluk. Tujuan saya meningkatkan jumlah pengunjung adalah agar apa yang saya tulis dapat menjangkau lebih banyak orang yang membaca. Soal yang lainnya, saya pikir, itu hanyalah bonus dari kerja keras kita.

Terakhir, tanpa banyak kata, semangat nge-blog wae lah! :)

12 komentar:

  1. Hihihi... iya, Mbak, semangat ngeblog wae lah.. kalau sudah hobi atau menjadi passion kita, kalau gak nulis di blog jadi kangen sendiri kok Mbak :)
    Btw, salam kenal ya Mbak. Iya, saya aslinya Sukoharjo. Pinggirannya Solo :D

    BalasHapus
  2. Hehehe, iya mbak... Saya ini juga lagi merintis dari bawah hihihi...

    Seneng banget bisa ketemu blogger2 sedaerah Soloraya (walau kadang hanya aslinya, domisili atau karena simbahnya asalnya dari daerah yang sama) :D

    BalasHapus
  3. jangan merasa aneh mbak, ngeblog aja terus dan yang penting semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iya, mbak... Kalau semangat ngeblog mah insyaAllah terus... Kalau sekarang mulai konsisten sajalah :D

      Hapus
  4. Sya juga blm.merasa blogger, cuma orang yg suka nulis2 di blog, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita samaan berarti,mbak... *aman, ada temennya :D

      Hapus
  5. Salam kenal balik dari bunda. Pengalaman kita ada persamaannya. Bedanya tahun 2009 ketika kenal dengan dunia online bunda keranjingan bikin blog sampe lebih dari satu, bahkan sampai ada 4 atau 5 gitu. Sok-sok-an sih, bikin postingan pendek-pendek. Padahal belakangan baru tahu bikin postingan itu harus panjang, hehe...Alhasil blog-blog itu pada lumutan gak keurus a.k.a. gak punya ide banyak buat apdett seluruh blog. Btw bunda mau tanya nih, apa emang ada blog yang pengunjungnya jutaan? #Bingung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...ndak tahu, Bunda. Namanya juga ngayal kebablasan. :D tapi yang saya maksud adalah statistik pengunjung dari awal blog dibuat hingga sekarang. :)

      Saya salut banget lho dengan bunda. Sempat terheran-heran juga di usia bunda yang sekarang ternyata mahir ngeblog juga. Padahal saya punya teman usianya 40 tahun saja, dia masih bingung ngeblog. Sudah saya buatin blog, tapi belum diisi juga karena belum ngeh. :)

      Hapus
  6. Lah sama mba, aq pun gtu, udah nulis niat2, udah share ke beberapa tempat, eh gak ada yg ngelirik juga. Hihi. Lalu aq baca2 lg tulisanku. Perasaan gak ada yg aneh, gak jelek2 amat juga. Tp kok ttp gak laku ya. Somehow bikin frustasi sih, tp klo menyerah begitu saja rasanya kok gak banget. Jadinya balik maning ke prinsip: bodo amat mau laku atau kagak yg penting pengen nulis *tapi sambil elap air mata, hahaa*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, mungkin kita kudu menjelma jadi blogger yang nyantai kali ya, mbak. Jadi betapapun usaha kita buat naikin pengunjung, tapi nggak naik2 banget, di saat begini kita harus balik ke awal tujuan nulis, yakni nulis untuk berbagi. :D

      Hapus
  7. aku juga mulai ngeblog tahun 2008, masih angot2an ngeblog-nya ... awal tahun 2016, aku baru sadar ngeblog itu bisa diseriun, dan bisa menghasilkan uang, dengan cara ikut2 lomba dsb

    hayuk semangat ngeblog mbak isna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Jadi makin semangat deh semenjak gabung. Tapi ya sejauh ini belum berniat monetize sih. Baru sebatas nambah pengunjung saja. :)

      Hapus

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)