Pages - Menu

Jumat, 15 April 2016

Surat Cinta untuk Suami (Part. 1)

Sumber gambar : google
Bersyukurlah, suami. Di sampingmu sudah ada istri yang mengerti bagaimanapun keadaanmu. Dia tidak menuntutmu melebihi kemampuanmu. Dia ikut prihatin ketika hidupmu masih terseok-seok di dasar lembah.Mendapatkan istri seperti ini, itu anugerah lho, suami.Dari seribuwanita di muka dunia, belum tentu kamu mendapatkan satu diantara mereka istri macam ini.

Saya ingat obrolan rekan kerja ketika saya masih bekerja beberapa tahun lalu.

"Aduh, coi, aku kasihan sama si fulan itu,"katarekan bertubuh tambun itu.

"Emang kenapa dia?"tanya saya mewakili teman yang lain.

Dia senderan di kursi putar. "Aku kemarin mau nagih utang ke dia, tapi gak tega. Dia belum gajian. Aku lihat dia makan pake telur goreng sebutir dipotong dua sama istrinya.Bayangin, coi. Gimana perasaanmu?"ungkapnya dengan gaya ekspresif, khasnya.

Mungkin bagimu, ini hal biasa. Berbagi sebutir telur berdua malah romantis. Behehehe. Tapi ini bukan soal biasa atau romantis, ini tentang istrimu yang memahami bagaimanapun keadaanmu, brothers.

Dia tak mengapa meski tinggal di rumah kontrakan sempit nun dekil yang bahkan uang sewanya saja hasil bantuan teman baik yang meminjamimu tanpa tenggat waktu. Dia bahkanbahagia meski diajak tinggal di dalam kios yang sudah sesak oleh barang dagangan.

Dia tidak menuntutmu melebihi keadaanmu. Setiap teman-teman facebooknya memajang baju, jilbab, tas atau apapun barang dagangan mereka di lapak online, dalam ciut hati, sesungguhnya ia kesemsem dengan salah satunya. Tapi, godaan itu ia tahan karena diaingat dengan keadaanmu.

Padahal sebelum bersamamu, kehidupannya tidak seperti ini. Dia hidup berkecukupan, tinggal di rumah besar yang layak huni. Sementara denganmu?

Beberapa diantara mereka, atas ijinmu, ikut bekerja, membantumu menopang kebutuhan keluarga. Punbekerja, dia tidak mengabaikan anakmu. Dia jualan makanan, bawa bronjong, sambil gendong anak. Dia ngojek, sambil gendong anak. Ngajar,sambil gendong anak. Bahkan, manggul rumput untuk pakan ternak, sambil gendong anak. Ah, sungguh istri-istri macam ini amat langka jumlahnya, suami. Muliakanlah dia. Sayangi dan kasihi dia, suami.

Istrimu memang bukanlah sosok yang sempurna. Sekali dua kali mungkin dia lelah dengan pengertian ini. Mungkin dia sedikit iri dengan keadaan teman-temannya yang menikah dengan pria mapan secara finansial. Mengertilah, suami, perasaan ini wajar. Jangan kau sebut ia sebagai istri yang kufur.

Tanggungjawabmulah membimbingnya, terutama ketika ia sedang lengah sehingga mudah terbisiki syaitan seperti ini. Mungkin kilauan perhiasansedikit menyilaukan matanya, tetapi perhatianmu jauh lebih ia dambakan. Dia butuh semangatmu, dia nanti dekapanmu.

Dalam perjalanan waktu, istrimu mungkin tak secantik semasa single dulu. Tubuhnya semakin melar, kulitnya sedikit kusam. Bahkan seiring pertambahan usia, muncul guratan halus di sudut matanya.

Sementara kehidupanmu sudah jauh lebih mapan ketimbang dulu. Kau bahkan kini menempati jajaran petinggi di kantormu. Penampilanmu makin necis, dengan tatanan rambut klimis dan pakaian rapi.

Kau mungkin jenuh dengan keadaan istrimu yang tidak sesegar rekan kantormu. Hatimu bisa saja tergoda hingga tanpa sadar tertaut dengan salah satu diantara mereka. Sosok gadis manis dan ceria yang diam-diam menggelayuti sebagian hatimu.

Beruntung, Allah menjaga hatimu. Gadis yang kau taksir dalam diammu bukanlah sosok perempuan penggoda. Dia gadis shalehah yang menjaga hatinya untuk yang layak menghuni.

Andai istrimu tahu, jelas ia akan cemburu. Mungkin ia akan kecewa saat tahu kau tergoda olehnya. Kau, yang istrimu berusaha untuk mengerti keadaanmu saat masih terseok-seok dulu.

Maka, jangan lupakan ia yang telah memahami dan mengerti bagaimanapun keadaanmu, ketika merintis dari bawah kala itu, suami. Dia selalu ada bersamamu, sesulit dan segetir apapun kehidupanmu.

Jangan lupakan ia, istrimu yang berada di balik kesuksesanmu kini. Ia yang telah berkorban banyak untuk membantumu. Ia yang ikut prihatin dengan keadaanmu. Dan ia yang telah melewati suka maupun duka bersamamu, bertahun-tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)