Pages - Menu

Jumat, 29 April 2016

Antara Facebook dan Si Masa Lalu


"Aku terganggu dengan statusnya..." Ini contoh status fbers yang susah move-on.

"Dalam diamku, aku ikut bahagia dengan kebahagiaannya..." Contoh status fbers yang bisa move-on tapi masih perhatian, sebagai saudara sesama muslim.

"Mau dia nyetatus apapun, nggak ngaruh buat gue. Biasa aja." Contoh status fbers yang bisa move-on, tapi reaksinya sebodo amat karena hatinya sudah benar-benar netral.

Dan kamu, masuk golongan mana? :D

Meski tidak menganut budaya pacaran atau ta'arupan pake huruf 'p', saya pikir, semua orang pasti punya 'si masa lalu' (itu juga kalau dia masih normal, hehe). Si masa lalu yang dimaksud bisa seseorang yang dulu ditaksir dalam diam, tanpa berani mengungkapkan (lewat jalan yang halal). Atau karena si masa lalu sudah keburu dilamar oleh yang lain.

Kalau ngomongin soal si masa lalu, adanya facebook itu berasa kayak gangguan bagi mereka yang sulit move-on. Setiap kali dia posting kebahagiaan dengan suami (istri), jadi baper sendiri. Nyesek banget. Sakitnya sampai 'nujeb' di hati. Beuh, segitunya?

Saking nggak tahannya, dia unfollow statusnya, biar hatinya nggak panas. Berhasil move-on?

"Hiks, enggak! Kenyataannya setiap kali buka facebook, jemari ini gatel kepengen ngintipin kronologinya dia."

Biar nggak gatel, akhirnya dia terpaksa unfriend dengan si masa lalu. Membantu?

"Fuihh, enggak juga!" Setiap hari dia selalu ngetik namanya di kolom 'search' buat ngepoin kabarnya.

Karena hati makin sakit, dia terpaksa ngeblokir si masa lalu. Sukses?

"Bbrbb, engggakkkkk!" Karena kepo, dia buat akun fb baru dengan nama samaran, kemudian nge-add dia lagi. O-ow!

Hehehe, emang susah ya kalau hati ini sulit move-on dari si masa lalu. Malah jadi rempong sendiri. Padahal move-on itu bukan soal kita 'memutus pertemanan' di facebook dengan si masa lalu, kemudian selesai (bisa move-on). Karena yang jadi masalah disini adalah hati kita. Mau segigih apapun kita berusaha unfollow, unfriend, atau bahkan blokir, tidak akan membantu jika hati kita masih tergadai oleh si masa lalu.

Karena menurut hemat saya, melupakan itu bukan lantas kita menjauhinya sejauh-jauhnya. Sekali lagi, ini tidak akan membantu jika hati kita masih tergadai olehnya.

Lalu bagaimana agar kita bisa move-on darinya?

Jangan tengok kemana-mana, fokuslah dengan hati kita. Bersihkan ia dengan banyak-banyak mengingat-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya, "...ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'ad 28)

Ya, dengan cara ini, insyaAllah move-on kita akan berhasil. Allah akan senantiasa memberikan pencerahan jika kita mendekat pada-Nya.

Percuma kita memutuskan pertemanan atau bahkan sampai nge-blokir, jika pada kenyataannya kita gagal move-on. Karena yang jadi masalah disini adalah hati kita. Titik.

Andai saya punya si masa lalu, saya tidak perlu repot sampai harus memutus pertemanan. Karena damai itu lebih indah. Malah, jika saya tahu istrinya, saya bakalan add dia sebagai teman. Alangkah damainya jika kita bisa berteman baik (sesama istri).

Karena hati kita sudah move-on seratus persen, status apapun yang mereka bagi, nggak ngaruh buat kita. Mereka bahagia, kita turut bahagia. Begitu halnya sebaliknya. Perasaan itu timbul karena kita adalah saudara sesama muslim. Tidak ada perasaan spesial. Jika kita malah bereaksi sebaliknya, bukankah ini dengki namanya? Dengki karena dendam tak jodoh? Ini berarti kita masih gagal move-on dong yak!

Itu pendapat saya, mungkin bagi yang lain, move-on harus menjauhi, memutus pertemanan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ya monggo saja. Karena tujuannya adalah bisa move-on sepenuhnya. Kalau saya lebih memilih tidak memutus karena (andai saya punya si masa lalu) toh dia tidak tahu jika saya pernah menaruh perasaan dengannya. Maklumlah, saya tipikal orang cuek yang enggan mengakui atau bahkan mengungkapkan (meski lewat jalan yang halal. Lah?! Hohoho). Bisa jadi juga, dia nggak kenal saya, wkwkwk. Hehe, cuman seandainya lho. Kenyataannya seperti apa itu rahasia. :)

2 komentar:

Mohon maaf komentarnya saya moderasi. Hanya untuk memastikan ada komentar dan komentarnya sopan. Terima kasih. :)